Sabtu, 08 Februari 2020

Pemahaman Arsitektur Ekologis Dan Unsur-Komponen Pokok Di Dalamnya

Bagi anda yang sedang belajar Arsitektur tentu tidak melulu latihan menggambar, namun juga harus memahami teori serta banyak sekali macam Konsep Desain yang hendak digunakan.
Pada artikel ini akan menerangkan ihwal Pengertian Arsitektur Ekologis dan Unsur-unsur Pokok dalam Arsitektur Ekologis.

Pengertian Arsitektur Ekologis

Ekologi berasal dari bahasa Yunani ‘oikos’ dan ‘logos’. Oikos mempunyai arti rumah tangga atau cara berdomisili, dan logos mempunyai arti ilmu atau bersifat ilmiah. Ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang korelasi timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan di sekitarnya . 
Arsitektur berkesinambungan yang ekologis dapat dikenali dengan cara sebagai berikut : 
  1. Tidak menghabiskan materi lebih cepat ketimbang tumbuhnya kembali bahan tersebut oleh alam. 
  2. Menggunakan energi terbarukan secara maksimal.
  3. Menghasilkan sampah yang mampu dimanfaatkan selaku sumber materi baru.

Arsitektur ekologis merefleksikan adanya perhatian kepada lingkungan alam dan sumber alam yang terbatas. Secara lazim, arsitektur ekologis dapat diartikan selaku penciptaan lingkungan yang lebih minim mengkonsumsi dan lebih banyak menciptakan kekayaan alam. Arsitektur tidak dapat menghindardari tindakan perusakan lingkungan. 

Namun demikian, arsitektur ekologis mampu digambarkan sebagai arsitektur yang akan menghancurkan lingkungan sesedikit mungkin. Untuk meraih keadaan tersebut, rancangan dimasak dengan cara mengamati aspek iklim, rantai materi, dan periode pakai material bangunan. Prinsip utama arsitektur ekologis ialah menciptakan keselarasan antara manusia dengan lingkungan alamnya.

Arsitektur ekologis menekankan pada rancangan ekosistem, adalah komponen lingkungan hidup harus dilihat secara terpadu selaku komponen yang berkaitan dan saling bergantung antara satu dengan yang lainnya dalam sebuah tata cara. Cara ini dikenal dengan pendekatan ekosistem atau pendekatan holistik. Dalam ekosistem terjadi peredaran, adalah suatu kondisi peralihan dari kondisi satu ke kondisi yang lain secara berulang-ulang yang seolah-olah berupa suatu bulat. 

Namun demikian, peredaran tersebut bersifat linier atau dengan kata lain tidak mampu diputar secara terbalik. Ekosistem berisikan makhluk hidup (komunitas biotik) dan lingkungan abiotik. Kedua unsur tersebut masing-masing memiliki pengaruh antara satu dengan yang lain untuk memelihara kehidupan sehingga terjadi sebuah keseimbangan, keharmonisan, dan keselarasan alam di bumi.

Dasar ekologi berisikan komunitas (biosonos) dan kawasan alam (biotop). Komunitas dan daerah alam memiliki relasi timbal balik dan membentuk suatu metode yang menciptakan suatu kestabilan atau keseimbangan tertentu. Ekosistem kebanyakan terdiri dari 4 bagian dasar, ialah : 
  1. Lingkungan abiotik
  2. Organisme produsen
  3. Organisme pelanggan
  4. Organisme perombak

Lingkungan abiotik 

Lingkungan abiotik terdiri atas tanah, iklim, dan air. Tanah ialah media yang mengandung komponen-bagian hara, mempunyai kapasitas untuk menahan air, dan mengandung sifat kimia seperti nilai pH. Iklim mengandung energi, suhu, kelembaban, angin, dan kandungan gas/partikel. Sedangkan air mempunyai kandungan-kandungan mineral yang diperlukan oleh makhluk hidup.

Organisme produsen 

Organisme produsen pada umumnya memiliki klorofil yang memiliki kegunaan membentuk materi-materi organik dengan menggunakan energi surya lewat proses fotosintesis. Organisme produsen adalah berkembang-tumbuhan hijau atau bakteri-bakteri. 

Organisme konsumen 

Organisme konsumen yakni organisme yang mempunyai ketergantungan hidup terhadap organisme produsen atau organisme konsumen yang lain. Organisme pelanggan tidak bisa membentuk materi-bahan organik dengan menggunakan energi surya dan bahan anorganik lainnya. 

Organisme perombak 

Organisme perombak ialah mikro-organisme yang terdiri atas bakteria dan jamur. Organisme perombak mengkonsumsi bangkai tanaman dan binatang, serta urin/fesesnya. Organisme perombak bersifat membusukkan dan menguraikan organisme yang telah mati, atau dengan kata lain berperan selaku dekomposer.

Unsur-Unsur Pokok Arsitektur Ekologis 

Udara (angin), air, tanah (bumi), dan api (energi) dianggap selaku bagian awal korelasi tumbal balik antara bangunan gedung dan lingkungan. Arsitektur ekologis mengamati siklus yang terjadi di alam dengan udara, air, tanah, dan energi sebagai komponen utama yang perlu untuk diperhatikan. 

Udara

Udara merupakan campuran banyak sekali gas (nitrogen, oksigen, hidrogen, dll.) yang tidak berwarna dan tidak berbau yang dihirup oleh insan ketika bernapas. Udara memiliki kekerabatan yang bersahabat dengan kehidupan manusia. Jika mutu udara tercemar, maka akan mengusik metode pernapasan dan kualitas hidup manusia. 

Air 

Air ialah unsur yang mendukung keberlangsungan hidup insan. Air digunakan untuk menunjang aktivitas dan aktivitas sehari-hari yang dikerjakan oleh manusia, mirip minum, mandi, mencuci, dll. Namun demikian air juga menjadi penting bagi keberlangsungan hidup organisme lain yang berada di alam seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang. 

Tanah 

Tanah (bumi) merupakan asal dari seluruh sumber materi baku yang menunjang keberlangsungan hidup dari seluruh makhluk hidup. 

Energi 

Energi merupakan komponen yang melambangkan kekuatan yang diperlukan insan dalam melaksankan aktivitasnya. Setiap kegiatan yang dijalankan oleh manusia memerlukan energi, mirip halnya insan memerlukan energi untuk memproduksi masakan dan perlengkapan.

Itulah klarifikasi perihal Pengertian Arsitektur Ekologis dan Unsur-bagian Pokok dalam Arsitektur Ekologis. Semoga bermanfaat.

Sumber https://www.arsimedia.com/


EmoticonEmoticon