Annyeong chingudeul Kali ini gue mau diskusikan perihal personality (kepribadian) gue. Makara, seperti yang chingudeul udah ketahui, I am an introvert person. Sebelumnya, chingudeul udah tau belom introvert itu apa? Introvert adalah jenis kepribadian insan yang lebih berhubungan dengan “dunianya sendiri”, seseorang yang cenderung focus dengan dunia yang ada di dalam fikirannya, dan yapp.. I have my own world in my brain. Kebalikan dari introvert yaitu extrovert. Kepribadian extrovert ini lebih menggemari interaksi dengan orang lain, condong membuka diri kepada orang lain dan banyak beraktifitas dari pada berpikir. Dunia mereka yaitu dunia konkret bukan dunia yang mereka berdiri sendiri ^_^. Kadang gue merasa iri dengan orang-orang yang mempunyai kepribadian ekstrovert ini alasannya adalah mereka bisa dengan gampangnya memberikan apa yang mereka rasakan, sedangkan gue? Gue senantiasa mikir untuk memberikan sesuatu. Ada banyak usulanyang gue pikirin sebelum bertindak khususnya permasalahan “speak up”, dalam keadaan duka, bahagia, dan perasaan yang lain pun tetap sama. I don’t know how to describe my own feeling (I don’t know myself). Gue pernah nyoba buat “gak mikir” buat memberikan perasaan gue dan kesudahannya ialah tetep mikir juga, teach me please!! Di dalam sebuah obrolan atau diskusi dengan orang lain, gue condong untuk tidak berkomentar dan malas untuk menimpali percakapan mereka. Karena apa? Karena gue gak suka kalau perkataan gue tidak di dengar oleh orang lain, jadi gue lebih menentukan untuk membisu. Dan sebenernya gue itu punya suara yang lembut(I don’t know how? Karena sebenernya gue pengen punya bunyi rupawan dan kalo nyanyi itu mampu elok membuatorang-orang meleleh dan mampu nyanyi di kondangan, f*ck!! Hahaha mungkin udah takdir dewa juga punya suara yang seperti ini) jadi dengan bunyi lembut ini, kadang dialog gue tidak di gubris oleh orang lain (I hate that awkward moment) (udah ngomong jarang, sekalinya ngomong gak di dengerin, kalo pun di dengerin gak ada respon! Pernah ngalamin gak chingudeul?). Menurut artikel yang pernah gue baca. Ada beberapa ciri-ciri orang-orang introvert. Tidak tertarik untuk menjalin obrolan kecil Yapp.. gue yakni orang yang tidak kesengsem sama dialog-obrolan yang “gak penting” menurut gue. Apalagi joke-joke receh garing yang kampungan gak terang, menurut mereka lucu dan berdasarkan gue itu yaitu hal yang memalukan. Untuk ngobrolin hal-hal kecil lazimnya gue “bisa” hanya dengan orang-orang terdekat, alasannya kita itu udah “satu aliran” akibatnya bakalan seru walaupun Cuma obrolan kecil. Tapi untuk orang lain utamanya orang yang baru diketahui , ngomongin hal-hal kecil yang gak penting itu rasanya aneh, awkward dan gak nyambung sih kadang-kadang. Tapi, bukan bermakna gue suka dialog penting nan berat kayak-kayak politik mancanegara, sejarah bangsa, software, criminal dan sebagainya. (pak bu kalo bahas itu mah, ngomong sendiri aja! oke) Penuh pertimbangan dalam menciptakan pesan teks Bagi orang-orang ekstrovert ngirim pesan teks ini gak ada beban sama sekali, ya gak? Tinggal ketik yaudah kirim. Tapi bagi gue yang introvert, dikala mendapatkan teks dari orang lain (bukan orang terdekat seperti keluarga) itu ialah berat dan akibat untuk teks tersebut mesti dipikirin terlebih dahulu. Karena gue kadang mempertimbangkan “bener gak jawabannya”, “ih salah ketik”, “ih jawab apa ya”, “ akronim gak jika jawab gini”, “ih.. kayaknya gak nyambung deh sama pertanyaan”, “ kalo jawab ini, dikirain maaarah lagi”, “ ih.. kalo jawab ini ntar dikirain genit i”, “ih kalo jawab ini, dikirain caper!”, “Tanya balik gak ya.? “dan lain-lain”. Padahal pertanyaannya Cuma “ LAGI DIMANA” . Wtf gak sih sama punya keperibadian mirip ini?. Dulu pernah, gue dikirimin pesan gitu sama “seseorang” ( bukan pacar tetapi dulu berharap jadi pacar sih *eh), jadi percakapannya gini. Kumbang : hui Gaeguri : apa (send) Kumbang : lagi dimana gaeguri? Gaeguri : dirumah Jawab dihati : (dirumah. kumbang lagi dimana? Wahh.. usang gak ketemu ya? Meet up yuk, Kumbang : kapan ke padang? Gaeguri : bsk Jawaban dihati : (rencananya besok, kenapa? Wahh.. usang gak ketemu ya? Meet up yuk) kumbang : ow gaeguri : gue gak bales lagi balasan dihati : (kian keren aja sihh,*delete) selang berjam-jam, dia chat lagi kumbang : gaeguri, gimana kabarnya? Sehat? Gaeguri : ya, kumbang? jawaban dihati : (sehat, mbang.. kumbang gimana? Ngapain aja kini? Sibuk yaa? ) Kumbang : sehat juga, disana lagi ujan gak? Gaeguri : gak tanggapan dihati : (enggak, kenapa? Mau main ke rumah yaa??. Hahaha ) Kumbang gak bales lagi chat itu.. Kemudian 2 bulan kemudian kumbang ngirim pesan lagi ke gue, isinya adalah Kumbang : pagi gaeguri Gaeguri : Pg Jawaban dihati : (pagi,, ihh arogan beet sih kini, sibukk sih makanya angkuh abbess, gimana kabarnya? Sehat. Oh iya lagi dimana? ) Kumbang : gimana kabarnya? Lagi dimana kini? Gaeguri : Baik, di pdg jawaban dihati : (Alhamdulillah sehat, kumbang gimana? Lagi di padang. Kumbang dimana? Main ke padang dong ) Kumbang : 0oo.. panjang amat balesannya. Kayaknya saya ganggu ya.. ya udah.. maaf ya! Gaeguri : marah-murka gimana nih, lucu perasaan hati : (oh my god, kenapa ia marah ya Allah, I am happy when he text me) Kumbang : saya gak murka gaeguri, rasanya gak enak aja di liat. Kumbang kayak ganggu gaeguri Hati gue : he left! (CRY) Dan sehabis itu, lost contact! Good job gaeguri, you lost something that you never had! Sedih kan? Itu ialah citra seberapa “berpikirnya” dan seberapa besarnya gue gak bisa memberikan apa yang gue rasa, Karena adanya pertimbangan-usulandan asumsi-asumsi yang kadang gak penting itu. Introvert tidak betah dikala di dalam hiruk pikuk Kalo point ini, kadang gue setuju kadang enggak. alasannya adalah terkadang gue suka kok sama hiruk pikuk dan kericuhan. Tapi ketika kericuhan dan hingar bingar itu “gaduh” gue mulai gak betah dan pengen pulang. Contohnya yakni kemaren di suatu kondangan, awalnya sih oke gak ada dilema apa-apa, gue masih betah, dan lalu cuaca mulai panas, dan disana desak-desakan sebab daerah kondangan tersebut kecil dan yang paling menyebalkan yaitu lagu yang ada di kondangan tersebut tidak lezat didengar (musiknya berisik, lagunya bukan gue banget, suara orang itu jelek kayak music dimana nada kemana), berisik banget deh. Nahh.. kalo dalam keadaan tersebut, gue jadi pengen pulang dan menyendiri, sunyi dan sepi. Orang introvert sungguh jeli dan mengingat sekelilingnya Yup benar! Gue selalu memperhatikan lingkungan dan orang sekitar namun gue jarang mengungkapkan apa yang gue liat terhadap orang lain kecuali kalo hal yang gue liat itu perlu untuk disampaikan. Gue juga aware sama hal yang tidak menjadi sentra perhatian orang lain. kayak think out of the box gitu, yang sebenernya gak penting sama sekali. i don't why i do that things. Isi hati seorang introvert cuma terbuka untuk orang tertentu saja Yap.. bahkan isi hati gue bukan untuk orang tertentu saja, tapi untuk hal-hal tertentu hanya untuk gue doang, orang bau tanah sekalipun, kalo untuk hal-hal yang “belakang layar” menurut gue, gue gak bakal menceritakannya. Gaeguri’s heart is deeper than ocean. Gue gak gampang curhat dilema apapun ke orang-orang, ketika gue mulai "mau" terbuka wacana hidup gue, you are one of the precious person in my life. Lo pantas gembira, hahahaha. Tapi kadang, gue menceritakan sedikit dongeng gue ke orang lain supaya orang lain gak melampaui boundaries kesensian gue, karena gue gak mau ilang respect sama orang tersebut. Ribet kan gue? Introvert lebih menikmati waktunya sendiri Bener banget!. Selama hampir 2 tahun ini jadi pengangguran dan hampir 1 tahun setiap pagi sampai sore gue senantiasa sendiri di rumah, gue betah- betah aja. Mungkin bagi pada umumnya orang terutama mereka yang ekstrovert bakalan mati gaya banget sendirian selama itu. Tapi bagi gue enggak, justru sehabis orang tua gue pulang atau adik gue pulang justru membuat gue “gak nyaman” menjalankan hobi gue. Kaprikornus selama kesendirian gue(cieee) ini, gue lebih banyak menghabiskan waktu untuk nulis, dengerin music, nyanyi-nyanyi (I love singing, but I am sorry for my noise voice), googling, nyoba-nyobain make up, mix and match pakaian dan hal-hal yang lain. Dan semua pekerjaan yang gue lakuin di atas adalah pekerjaan dimana “just me”, gak ada orang lain yang tau, dan kalo ada orang lain yang tau gue bakalan risih. (Chingudeul pada gak tau kan kalo gue suka nyanyi? Hahha) Tapi, ada masanya gue merasa jenuh dan pengen piknik. Selama kurun “pengen liburan” ini gue biasanya jalan-jalan, dan for your information, orang introvert juga butuh liburan, refreshing, jalan-jalan dan window shopping. Dan gak semua hal si introvert pengen sendiri. S eorang introvert seringkali terlihat galak Ia.. acap kali orang-orang jadi “takut” buat nyapa gue alasannya adalah mereka kira gue bakalan murka. Kemudian, gue juga terlihat “judes” padahal sebenernya untuk memandang mata orang lain ketika bicara itu sukar banget jadi acap kali, untuk menimpali obrolan orang lain gue menggunakan balasan-tanggapan singkat biar obralan tersebut cepet final jadi gue gak perlu lagi ngomong sama orang tersebut, makanya terkesan judes. Padahal.. come closer to me, look at me, I am just an introvert person. Lebih suka mengekspresikan diri dengan menulis Dulu gue gak tau cara mengekspresikan diri alasannya adalah gue yaitu orang yang introvert. Mengekspresikan diri melalui obrolan udah niscaya gak mungkin jadi sehabis sibuk googling gue nemu postingan yang mengatakan bahwa seorang introvert bisa mengekspresikan diri dengan tulisan, jadi blog ini ialah salah satu medianya. Gue bersyukur ada platform ini. Gue mampu memperlihatkan segi lain dari diri gue. Many things that i can't speak up, yang tertuang menjadi suatu tulisan. Blog ini yakni bab lain dari diri gue, jikalau Lo kenal gue, perlahan Lo bakal memahami, ada sisi banyaomong didiri gue yang gak bakal lo jumpai dikehidupan sehari-hari kalo gres kenal gue. Percayalah, goresan pena gue dan saat ngobrol langsung sama gue yakni 100% beda. (meskipun goresan pena gue juga gak asik, tetapi percayalah, kalo ngomong pribadi sama gue jauh lebih TIDAK asik) 8 point di atas yaitu beberapa dari banyak ciri-ciri orang introvert yang ada di internet, dan 100% dari 8 point tersebut yakni “gue banget”. I am 100% an introvert. Tapi selaku seorang yang introvert kita gak boleh rendah diri alasannya adalah we just us, anugrah terindah yang diciptakan yang kuasa, dibalik kekurangan yang kita punya kita niscaya punya keunggulan juga, find them!. Menurut gue, personality itu gak bisa diubah, namun dapatkan solusinya biar menjadi pribadi yang lebih baik. Annyeong Sumber https://gaeguristory.blogspot.com
Jumat, 10 April 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon