Kamis, 26 Maret 2020

Ayam Penyet Terenak

Annyeong chingudeul Payakumbuh berdasarkan gue adalah salah satu kota dengan sejuta kuliner.   Gak afdol rasanya kalo ke kota ini enggak nyicip nyicip sajian masakan, penganan dan kulineran lainnya.   Apa aja yang gue pengen senantiasa ada (sesuai selera gue pastinya) , gak hanya masakan minang doang.   Menu - hidangan khas daerah lainnya juga tersedia di kota kecil ini.   Salah satunya yaitu ayam penyet.   Menu ini bukan asli berasal dari kawasan P ayakumbuh.   Menurut W ikipedia,   ayam penyet merupakan kuliner khas Jawa Timur.   Wahhh..   Baru tau sihhh..   Gue kira dari tempat sunda, Jawa Barat gitu.   Ternyata dari Jawa Timur pemirsaahh. Tempat makan yang menyidiakan ayam penyet itu sungguh banyak di kota Payakumbuh, dan salah satu tempat yang menjadi favorit kami sekeluarga, adalah "Depot Ayam Penyet #21". Dari namanya ada hastag 21 nya,   dan gue gak tau apa artinya. Hahaha mampu jadi ini jumlah cabangnya kali yaa..   Tempat ini beralamatkan di Jalan Soekarno Hatta,   Parik Rantang, Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh.   Daerah ini sekitar 5 menitan dari pasar Payakumbuh dan berada persis didepan Mande Cake - nya Rossa. Suasana di kedai makanan ini rada bising alasannya kendaraan bermotor yang berlalu lalang karena restoran ini berada persisi di tepi jalan raya(?). Tapi tetep, gak sebising di kota - kota besar.   Di dalam resto bakalan diputerin lagu lagu yang sedang hits jaman now, seperti kemaren yang gue denger yakni lagunya Sabyan, Deen Assalam (perasaan kemana pun gue pergi,   lagu ini senantiasa gue dengerin, gak pernah download lagunya namun seakan akan hapal sama lagu ini,   saking keseringan denger lagu ini). Ayam penyet yang gak dipenyet, masih mampu disebut "Ayam penyet" gak ya? LOL Untuk menu menu restoran ini pastinya ada ayam penyet,   meskipun mereka mengusung tema "ayam penyet",tetep ada sajian masakan yang lain seperti mie goreng dan mitra mitra,   nasi goreng dan mitra kawan,   kwetiau dan mitra mitra, soup iga, iga bakar serta menu camilan yang lain (bukan nasi). Ayam yang mereka gunakan terbagi dua ialah ayam kampung dan ayam bukan kampung (?) LOL. (APAAN SIHHH..   HAHAHA).   cara pembuatan ayamnya juga ada dua,   yaitu ayam penyet goreng dan ayam penyet bakar.   Mereka memakai ayam ayam yang berumur masih muda sehingga keliatan kecil, tetapi tulang tulang rawan ayam dan sebagian tulang yang diolah sedikit garing tetap yummy untuk di santap.   Salah satu menu lain dari Depot ayam penyet #21, Kwetiau goreng. Menurut gue rasanya umumaja, nothing special, kalo makan disini, mendingan pilih menu ayam penyetnya aja. Menurut gue,   parameter kesuksesan resto ayam penyet terletak di "sambal"nya. Karena seenak apapun ayam nya, gak ada artinya kalo sambel ayam tersebut gak yummy.   Disini,   sambel ayam penyet gak hanya rasa cabe dan pedes.   Disini Masih ada rasa anggun manisnya dan terasi yang dipakai gak begitu berbau.   I dont know how to describehow tasty it is.   Wajib coba pokoknya.   Menu perhiasan lainnya ada tahu tempe,   tempe penyet,   dan lain lain (gue gak inget sobat sobat,   mianhae).   Tempe disini terenak menurut gue.   Selama ini gue lebih senang "tahu" dibandingkan "tempe", tapi di saat makan disini,   jadi lebih senang tempe.   (tempe seenak apaan sihh,   lebai yaakk). Disini juga ada sayuran mirip cah kangkung,   gado gado,   karedok dan lain lain).   Untuk dessert mereka menyediakan, roti bakar,   ice cream,   sup buah dan lain lain. Untuk minumannya juga bermacam-macam, ada aneka jus,   minuman panas mirip kopi dan teh,   aneka milkshake,   teh es dan lainnya.   Menurut gue,   teman minum ayam penyet yang paling cocok hanya teh es doang. Karena kalo minum milkshake milkshake-an berasa gak minum. Disaat orang lain mesen "ayam penyet plus nasi", ponakan gue cuma mesen kerupuk ini.   Padahalkerupuk ini gak ada di sajian.   Berkat kebaikan kakak abang disana, maka abang itu bersedia untuk menggorengkan kerupuk khusus untuk ponakan gue seorang. Makanan kami habis saat itu juga alasannya adalah udah kelaparan banget, belom makan dari pagi.   Harga kuliner disini juga standar,   satu porsi ayam penyet plus nasi dihargai sekitar 20ribu doang.   Intinya hari itu kami makan berempat (3 ayam,   2 nasi,   1 mie goreng,   3 teh es,   1 takaran tahu tempe,   dan 1 takaran kerupuk (?), kami cuma bayar 97ribu doang. Untuk design resto mereka gak kayak kawasan makan pinggir jalan kebanyakan kawasan makan ayam penyet di Payakumbuh.   Resto nya nyaman karena mereka mempunyai tiga macam daerah untuk duduk.   Pertama lesehan (the best place,   alasannya adalah kaki kita bisa suka suka,   tiduran juga mampu),   kedua, kursi kayu biasa dan terakhir adalah sofa.   Untuk lesehan mereka mempunyai sekitar 5 meja dan cocok untuk satu keluarga.   Kalo duduk di lesehan, tenteram banget apalagi kalo menjinjing balita yang sedang aktif aktifnya.    Didinding dinding resto ada beberapa lukisan (lebih tepatnya gambar)   masakan masakan yang mereka suguhkan. Di bab lampu resto,   ada kayak semacam pelindung lampu gitu (gak tau namanya apaaan), yang menyerupai bakul yang terbuat dari anyaman bambu.   Tapi itu kayaknya emang bakul yang udah dak kepake dehh.. Pelayan nya juga ramah. Waktu kami tiba kesana sebenernya lagi istirahat solat jumat,   tapi kami udah keburu sampe di lokasi.   Kakak abang nya bilang "maaf, kami lagi istirahat dan gres buka jam 1, kurang lebih percakapannya kayak gitu.   Dan kami dipersilahkan duduk kalo mau nunggu sampe buka. Dan waktu abang kakak pelayan itu nganterin kuliner tetep ramah dan senyum meskipun digangguin sama ponakan gue. Fasilitas yang ada di sini, yang terpenting adalah mereka memiliki area parkir yang luas,   toilet,   mushola mungkin ada tetapi gue gak pernah ke musholanya.   Wifi??   Lupa ngecek. Hehehe.
Sumber https://gaeguristory.blogspot.com


EmoticonEmoticon