PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, lazimnya dikenal selaku Telkom Indonesia (bergaya Telkom Indonesia) atau hanya Telkom, yakni konglomerat telekomunikasi multinasional Indonesia. Telkom ialah perusahaan milik negara, semi-privat, lebih banyak didominasi yang terdaftar di banyak bursa. Telkom mempunyai bisnis utama dalam telepon, internet dan komunikasi data. Telkom dioperasikan sebagai perusahaan induk dari Telkom Group, yang bergerak dalam banyak sekali bisnis yang terdiri dari layanan telekomunikasi, multimedia, properti dan keuangan. Sejak 2008, Telkom Indonesia mulai mengubah fokus bisnis, infrastruktur, metode, organisasi dan sumber daya insan, serta budaya perusahaan, selaku upaya mereka menghadapi kompetisi yang kian ketat. Baca Juga: Menguak Sejarah Berdirinya Indosat Ooredoo, Provider Seluler Paling Populer di Indonesia Sejak privatisasi ini pada tahun 1995, total konsumen Telkom Indonesia 129,8 juta pada final Desember 2011 meningkat sebesar 7,8% dari tahun 2010, menimbulkan perusahaan penyuplailayanan telekomunikasi terbesar di Indonesia menurut jumlah pelanggannya. Sejarah Telkom yaitu salah satu perusahaan telekomunikasi tertua di dunia. Perusahaan ini mampu ditelusuri ke pendirian layanan telegraf elektromagnetik pertama di Indonesia pada 23 Oktober 1856, Pemerintah Kolonial Belanda menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor). Pada tahun 1884, Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan perusahaan swasta untuk menyediakan layanan pos dan telegraf domestik dan, lalu, layanan telegraf internasional. Baca Juga: Menguak Sejarah Berdirinya Telkomsel, Penyedia Layanan Internet Tercepat Se-Indonesia Tahun-Tahun Awal Layanan telepo ini telah diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 1882 oleh perusahaan swasta di bawah lisensi pemerintah 25 tahun. Pada tahun 1906, semua layanan pos dan telegraf di Indonesia diambil alih oleh pemerintah selaku satu-satunya forum pemerintah bersatu yang berjulukan Posts Telegraafend Telefoon Diensts (PTT). Pada bulan September 1945, kira-kira sebulan sehabis proklamasi kemerdekaan Indonesia, kantor pusat agensi di Bandung diambil alih oleh kaum nasionalis Indonesia. Pada bulan Desember 1949, sehabis bertahun-tahun perang revolusi nasional, PTT dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia selaku bab dari upaya Indonesia untuk menghalau Belanda yang tersisa dan menasionalisasi aset perusahaan Belanda. Perusahaan Milik Negara Pada tahun 1961, PTT dikonversi dari lembaga pemerintah resmi menjadi perusahaan milik negara yang baru diresmikan, perusahaan Pos dan Telekomunikasi. Empat tahun lalu, pada 6 Juli 1965, Pemerintah Indonesia memisahkan perusahaan ini menjadi dua perusahaan milik negara, PN Pos Giro bertanggung jawab untuk menawarkan layanan surat dan PN Telekomunikasi selaku layanan telekomunikasi. Baca Juga: Menguak Sejarah Berdirinya XL Axiata, Perusahaan Telekomunikasi Seluler dengan Koneksi Cepat Layanan pos PN Pos Giro berkembang dari tahun ke tahun, menjadi Pos Indonesia pada tahun 1995, yang masih dimiliki oleh negara sampai hari ini dan menjadi operator pos resmi untuk 230 juta penduduk Indonesia. Pada 1974, PN Telekomunikasi dibagi lagi menjadi dua perusahaan milik negara. Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) menyediakan layanan telekomunikasi domestik dan internasional, sementara PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) memproduksi peralatan telekomunikasi. Divisi berikutnya pada tahun 1980 melihat bisnis telekomunikasi internasional diambil alih oleh PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) yang baru diresmikan. Pada tahun 1991, Perumtel menjadi perusahaan perseroan terbatas milik negara dan berubah nama menjadi yang kini Perusahaan Perusahaan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia atau Telkom. Hingga 1995, operasi Telkom diselenggarakan di dua belas unit operasi regional yang diketahui selaku Wilayah Telekomunikasi atau Witel. Setiap Witel memiliki tanggung jawab sarat untuk semua aspek bisnis dan operasi di kawasan masing-masing, mirip layanan telepon, manajemen properti, dan keselamatan. Pada tahun 1995, Telkom mereorganisasi kedua belas Witels menjadi tujuh divisi regional dan satu divisi jaringan. Berdasarkan serangkaian Perjanjian Kerjasama (KSO), Telkom mengalihkan hak untuk mengoperasikan lima dari tujuh divisi regionalnya (I, III, IV, VI dan VII) ke konsorsium sektor swasta. Berdasarkan persetujuanini, kawan KSO mengurus dan mengoperasikan divisi regional yang terkait untuk jangka waktu tetap, membangun sejumlah saluran tetap, dan pada tamat jangka waktu, mentransfer fasilitas telekomunikasi ke Telkom dengan jumlah yang disepakati sebagai kompensasi. Pendapatan dari operasi KSO dibagi antara Telkom dan mitra KSO. Privatisasi Pada 14 November 1995, Telkom menjadi perusahaan privat ketika saham mulai dijual melalui penawaran umum perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (yang bergabung pada Desember 2007 menjadi Bursa Efek Indonesia). Saham Telkom juga terdaftar di NYSE dan LSE dalam bentuk American Depositary Shares (ADSs), dan disediakan kepada publik tanpa listing di Tokyo Stock Exchange. Telkom kini yakni perusahaan terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar di Indonesia, dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp 190.512 triliun pada 31 Desember 2009. Pemerintah mempertahankan kepemilikan agregat sebesar 51,19% dari saham yang dikeluarkan dan beredar dari Telkom. Pemerintah juga mempunyai satu saham Dwiwarna, atau emas. Pada pertengahan 1997, Indonesia sangat terpengaruh oleh krisis ekonomi Asia. Di antara mereka yang terkena efek ialah mitra KSO tertentu, yang mengalami kesulitan dalam menyanggupi keharusan mereka kepada Telkom. Telkom kesannya memperoleh kendali atas mitra KSO-nya di Wilayah I, III dan VI, dan mengganti ketentuan kontrakKSO dengan kawan-kawan KSO-nya di Wilayah IV dan VII untuk menerima hak hukum untuk mengontrol keputusan keuangan dan operasional kawasan tersebut. Sejak 5 Juni 2014, saham Telkom tidak lagi diperdagangkan di London Stock Exchange ("LSE"), dan semenjak 16 Mei 2014, mereka tidak lagi terdaftar di Tokyo Stock Exchange ("TSE") di Jepang. Deregulasi Telekomunikasi Pada tahun 1999, Indonesia mengeluarkan undang-undang telekomunikasi deregulasi yang menggerakkan serangkaian reformasi besar dan membangkitkan kebijakan persaingan, investasi swasta, dan arah industri jangka panjang. Di antara reformasi yang disarankan ialah penghapusan progresif kepemilikan bersama, oleh Telkom dan Indosat, sebagian besar perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Ini dimaksudkan untuk mempromosikan pasar yang lebih kompetitif. Akibatnya, pada tahun 2001, Telkom mengakuisisi 35,0% saham Indosat di Telkomsel, sehingga Telkom mempunyai 77,7% saham Telkomsel, sementara Indosat mengakuisisi 22,5% saham Telkom di Satelindo dan 37,7% sahamnya di Lintasarta. Pada tahun 2002, Telkom memasarkan 12,7% Telkomsel ke Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (SingTel Mobile), sehingga mengurangi kepemilikan Telkomsel atas Telkomsel menjadi 65,0%. Pada tanggal 1 Agustus 2001, Pemerintah menghentikan hak langsung Telkom untuk menawarkan layanan telepon di Indonesia dan hak Indosat untuk menyediakan layanan panggilan pribadi internasional. Selanjutnya, hak langsung Telkom untuk menawarkan layanan domestik dan jarak jauh dihentikan masing-masing pada bulan Agustus 2002 dan Agustus 2003. Pada tanggal 7 Juni 2004, Telkom mulai menawarkan layanan sambungan eksklusif tidak pribadi internasional mereka sendiri. Pada 16 November 2005, satelit Telkom-2 diluncurkan untuk menggantikan semua layanan transmisi satelit yang sudah dilayani oleh satelit sebelumnya, Palapa B-4. Transformasi Pada tahun 2009, Telkom mulai melaksanakan transformasi bisnis dari satu-satunya perusahaan di bidang telekomunikasi menjadi bisnis yang lebih luas, perusahaan meningkat ke telekomunikasi, layanan teknologi berita, media dan edutainment. Keputusan Telkom untuk mengubah usahanya didorong oleh pergeseran pola hidup konsumen, dan didukung oleh perkembangan teknologi dan pergeseran peraturan yang memungkinkan pemasoklayanan untuk memberikan layanan yang lebih baik terhadap konsumen. Dengan transformasi bisnis gres ini, Telkom juga bermaksud untuk melaksanakan akuisisi beberapa perusahaan yang sejalan dengan transformasi bisnis baru Telkom. Pada Agustus 2012, satelit Telkom-3 hilang alasannya adalah kegagalan peluncuran; ditempatkan ke orbit rendah luar biasa setelah kegagalan tingkat atas Briz-M dari roket Proton-M yang sudah meluncurkannya. Penggantinya, Telkom-3S sukses meluncurkan roket Ariane 5 pada 14 Februari 2017, 21:39 UTC. Operasi Telkom Indonesia yaitu pemasoklayanan sambungan telepon tidak bergerak yang mayoritas dan paling besar alasannya mempunyai sebagian besar jaringan tembaga di Indonesia. Telkom juga menjalankan pertukaran telepon, jaringan trunk dan koneksi local loop untuk telepon-telepon fixed-line-nya. Saat ini Telkom bertanggung jawab atas sekitar 8,3 juta saluran telepon di Indonesia. Dan seperti pada umumnya perusahaan telekomunikasi milik negara lain di dunia, Telkom berkewajiban menyediakan layanan publik seperti kotak panggilan publik. Bisnis Telkom Indonesia dioperasikan di bawah peraturan pemerintah oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Indonesia. Telkom, sebagai perusahaan milik pemerintah, diharuskan untuk menyanggupi kewajiban pemanis seperti menawarkan layanan telekomunikasi dan tidak melaksanakan diskriminasi. Selain menawarkan layanan di area-area yang dikontrol tersebut, Telkom sudah berubah menjadi produk dan layanan yang lebih menguntungkan di mana peraturan yang terkait dengan pemerintah lebih sedikit. Telkom Indonesia yaitu perusahaan induk dari Telkom Group, yang bergerak dalam banyak sekali bisnis yang berisikan telekomunikasi, informasi, multimedia, properti dan jasa keuangan. Telkom utamanya beroperasi di bisnis telepon tidak bergerak, internet dan komunikasi data, sedangkan bisnis lainnya dikerjakan oleh anak perusahaan. Divisi Bisnis Telkom sekarang mengategorikan portofolionya menjadi 3 Digital Bussiness Domain: Konektivitas Digital: Serat ke x (FTTx), 5G, Software Defined Networking (SDN) / Virtualisasi Fungsi Jaringan (NFV) / Satelit Platform Digital: Pusat Data, Cloud, Internet of Things (IoT), Big Data / Kecerdasan Buatan (AI), Keamanan Siber Layanan Digital: Perusahaan, Konsumen Anak perusahaan dan investasi (Telkom Group) Telin (Telekomunikasi Indonesia International): Layanan telekomunikasi internasional dan perusahaan investasi Telkomsel: Layanan telepon seluler menurut protokol GSM dan UMTS Infomedia Nusantara: Solusi layanan isu & komunikasi Multimedia Nusantara: Investasi strategis dan perusahaan induk Telkomsigma: solusi IT, layanan konsultasi dan pusat data Finnet: Layanan keuangan Mojopia: Bisnis perdagangan internet Melon Indonesia: Bisnis musik dan hiburan (dengan SK Telecom) Admedika: Penyedia jaringan layanan kesehatan MDI Ventures: Modal Ventura Perusahaan TelkomProperty: Pengembangan dan administrasi perusahaan properti PINS Indonesia: Perdagangan, distribusi, dan integrasi bisnis CPE Scicom: Konsultasi CRM Global, layanan teknologi, pendidikan dan perusahaan outsourcing Daya Mitratel: Penyedia telekomunikasi nirkabel Telkom Akses: Penyedia telekomunikasi Wireline Napsindo: Solusi bisnis penjualan Investasi lain: Patrakom: Solusi TI dan telekomunikasi yang strategis Bangtelindo: Perusahaan penyusunan rencana, konstruksi, instalasi dan pemeliharaan telekomunikasi Pasifik Satelit Nusantara: Perusahaan telekomunikasi satelit Citra Sari Makmur: Perusahaan jaringan satelit dan terestrial TransVision (dimiliki bareng dengan Trans Corp) Slogan Telkom, Setia Melayani Anda (1994–2002) Telkom, Committed 2U (2002–2009) Telkom, The World in Your Hand (2009–present) Akses Broadband PT Telekomunikasi akses telah menyisakan Rp21,19 triliun ($ 233 juta) hingga 2015 untuk membangun jaringan broadband nasional dengan kecepatan sampai 20 hingga 100 Mbit / dtk yang hendak mencakup 497 kota di seluruh negeri. $ 150 juta akan dicairkan pada 2012 di jaringan serat optik sepanjang 47.000 kilometer di seluruh negeri, sehingga jalan masuk internet mampu cepat secara merata. Referensi: https://en.wikipedia.org/wiki/Telkom_Indonesia Sumber https://sarankeuangan.blogspot.com
Jumat, 07 Februari 2020
Menguak Sejarah Berdirinya Telkom, Perusahaan Telekomunikasi Terbesar Di Indonesia
Diterbitkan Februari 07, 2020
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon